Mencegah Perilaku Buruk Anak
Misalnya, seorang anak berusia 7 tahun setiap kali ibunya menyuruh belajar, jawabannya selalu, "Tidak, nanti aja, Ma!" atau "Nggak ah, lagi malas Ma !". Sikap membantah pada anak sebenarnya wajar-wajar saja.
Anak-anak ingin menunjukkan bahwa dirinya berbeda dengan orang tuanya. Sifatnya ini sebenarnya menunjukkan perkembangan daya berpikir anak. Jadi selama orangtua bisa memberikan alasan yang jelas atas setiap larangan atau perintah, anak juga akan mengerti. Banyak hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menghadapi sikap dan perilaku anak yang buruk, diantaranya:
1. Berikan perintah yang jelas.
Jangan sekedar mengatakan 'tidak boleh!" atau 'jangan !', tanpa memberikan si anak alasan mengapa Anda menyuruhnya demikian. Misalnya, ketika melarang anak makan di depan pintu, katakan, "Jangan makan di depan pintu, nanti orang tidak bisa lewat!" atau ketika anak melompat-lompat di atas tempat tidur, berikan penjelasan jika ia sering melompat di atas tempat tidur nanti akan ambruk atau tempat tidur akan rusak dan seterusnya. Dengan begitu, anak akan mengerti mengapa anda melarangnya.
2. Buat batasan. Seorang anak bisa bersikap keras kepala jika dilarang atau diperintah.
Hadapilah sikapnya dengan sikap tegas anda, tapi jangan mengomel atau merayunya. Katakan apa yang anda inginkan, tegaskan bahwa si anak harus melakukan apa yang Anda katakan.
3. Jika memungkinkan, berikan pilihan yang jelas.
Misalnya, "Kamu mandi sekarang! Kalau mandinya nanti, airnya sudah keburu habis!", atau ketika seorang anak yang kepergok merokok, katakan, "Kalau kamu merokok nanti paru-parumu jadi rusak", dan sebagainya. Dengan begitu anak akan mengerti apa akibatnya kalau ia tak segera menuruti perintah Anda.
4. Peringatkan lebih awal.
Ketika seorang anak anda sudah terlalu lama bermain dan sudah waktunya untuk tidur, cobalah untuk mengingatkannya lima atau sepuluh menit lebih awal. Dengan begitu, anak anda tahu bahwa sebentar lagi ia harus berhenti bermain. Sehingga ketika saatnya benar-benar tiba, ia tak akan membantah Anda karena ia sudah mempersiapkan dirinya untuk berhenti bermain.
Satu hal yang perlu diingat oleh orangtua adalah, bahwa anak tetaplah anak dengan pikiran polosnya. Bagi anak, dunianya penuh dengan kegembiraan dan keceriaan. Sehingga kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi sikapnya. Cobalah untuk menunjukkan rasa kasih sayang dan dukungan Anda kepadanya.